Jumat, 31 Juli 2009

Tidur Berkualitas Penting Untuk Otak

Tak kunjung bisa tidur hingga tengah malam? Jangan dulu menyimpulkan terserang insomnia. Apalagi lalu panik dan memutuskan minum obat tidur. Mengenali siklus tidur lebih bermanfaat untuk mendapatkan tidur berkualitas.

Menurut dr Rasrinam Rasyad SpS, spesialis saraf dari Rumah Sakit dr M Hoesin (RSMH) Palembang makhluk hidup di dunia memiliki pola tidur berbeda-beda, termasuk manusia. “Karena tidur merupakan siklus alami, sejatinya orang tidak bisa melawan kehendak tubuh untuk tidur. Kalaupun ada keperluan untuk begadang, kemampuan tubuh bertahan tidak tidur maksimal hanya dua hari,” urai Rasrinam.

Pembentukan siklus tidur, menurut Rasrinam, dipengaruhi dua hal, yakni lingkungan dan kebiasaan sosial. Di Indonesia, karena panjang siang dan malam seimbang, kebiasaan tidur terbentuk pada malam hari. Di Amerika, orang tidak harus menunggu gelap untuk memulai tidur.

Di beberapa daerah, lanjut dia, ada tradisi yang dibentuk masyarakat untuk memulai tidur. Orang Betawi, misalnya, suka tiduran di balai-balai depan rumah sebelum akhirnya tidur di dalam rumah. “Orang Belanda minum susu sebelum tidur,” kata Rasrinam.

Selain siklus tidur, masih menurut Rasrinam, kebutuhan tidur juga harus diperhatikan. Kebutuhan tidur tiap kelompok usia berbeda-beda. Jadi, penggolongan gangguan tidur pun berbeda. Bayi membutuhkan waktu 13-16 jam sehari untuk tidur. Anak butuh 8-12 jam tidur. Orang dewasa hanya butuh 6-9 jam tidur, sedangkan lansia 5-8 jam per hari. “Kuantitas itu dicukupi dari kombinasi tidur siang dan malam, bukan hanya tidur malam,” jelas Rasrinam.
Rasrinam menambahkan, ada dua tahap yang harus dilalui dalam tidur, yakni tahap non-REMS dan REMS. Rapid Eye Movements Sleep (REMS) adalah tahap paradoxal sleep. Pada tahap ini, tonus otot meninggi lagi setelah menuju titik paling lemas saat tubuh menjalani tahap non-REMS.

Tahap non-REMS dibagi lagi menjadi empat tahap. Tahap pertama, otot mulai melemas, kelopak mata bergerak bolak-balik. Tahap kedua, bola mata berhenti bergerak, tapi tonus otot masih terpelihara. Tahap ketiga dan keempat, fisik lemas lunglai dan tonus otot sangat rendah.

”Bila dilakukan rekam otak atau EEG pada tahap satu, dua, dan tiga, akan terbaca adanya gelombang tidur. Sedangkan pada tahap empat, tidak terbaca adanya gelombang tidur,” jelas Rasrinam.

Ditambahkan, tidur bisa dikatakan berkualitas jika REMS dan non-REMS terjadi berselang-seling 4-6 kali. Mencapai tidur berkualitas sangat penting bagi tubuh. Sebab, tidur bisa menjadi perilaku perlindungan bagi tubuh. Tidur juga bisa menjadi sarana perawatan energi tubuh. Demikian pula otak, memerlukan istirahat untuk membangun kembali sel-selnya. “Tidur juga penting untuk membentuk mekanisme keseimbangan dan kekebalan tubuh,” tuturnya.

Kesulitan memulai tidur, menurut Rasrinam, masuk pada tahap non-REMS. Kekurangan fase ini bisa mengakibatkan tubuh lemas dan tidak gesit saat bangun. Penyebabnya bermacam-macam. “Bisa jadi Anda sudah cukup tidur pada siang hari sehingga tubuh tidak mau diajak tidur pada malam hari,” terangnya.

Karena gelisah tidak bisa segera tidur, lanjut Rasrinam, pikiran macam-macam bisa saja muncul. Kondisi itu sering membuat orang merasa terserang insomnia. “Kalau kita paham ritme tidur, kegelisahan itu sebetulnya tidak perlu muncul. Tetaplah tenang. Lakukan kegiatan berguna, misalnya membaca, agar tidak muncul gangguan lain,” ujarnya.

Penggunaan obat tidur, ingat dia, tidak dianjurkan tanpa petunjuk dokter. Jika kesulitan tidur terjadi karena masih ada persoalan yang belum dipecahkan, Rasrinam menganjurkan supaya penderita menyelesaikan persoalan tersebut. Bila gangguan tidur disebabkan penyakit yang sedang diderita, dia menyarankan agar penyakit itu disembuhkan supaya tidak mengganggu tidur.

”Obat tidur bukan solusi. Bukankah tubuh memang butuh tidur? Mengenal kebutuhan tidur akan lebih efektif untuk mendapatkan tidur yang berkualitas,”.

Sumber : Sumeks

Baca selengkapnya bLanoUE: Juli 2009

Pola Tidur Dipengaruhi Gen


Para ilmuwan mengatakan mereka telah menemukan bukti lebih banyak bahwa kebiasaan bangun pagi dan bangun siang, hal itu terjadi disebabkan oleh gen perorangan.

Peneliti mengatakan penemuan tersebut telah membantu memahami lebih baik bagaimana tubuh manusia bekerja, dan pengaruhnya dalam ganguan tidur.

Seperti kata orang, tidur lebih awal, bangun juga lebih awal. Namun dalam dunia peneliti masalah tidur, hal itupun bisa disebut sebagai penyakit, sama seperti gejala yang dirasakan orang yang sulit tidur dimalam hari.

Tubuh manusia bekerja dengan siklus 24 jam. Mekanisme alamiah ini dikenal dengan istilah ritme Circadian, yang menentukan berapa lama kita tidur dan kapan.

Para peneliti, termasuk ahli saraf Dr. Louis Ptacek dari The Howard Hughes Medical Institute, menemukan suatu kerusakan dalam gen yang dikenal sebagai Per2 yang mengatur ritme Circadian itu .

Dalam the Journal Nature, Dr. Ptacek dan rekannya pada Howard Hughes Institute, Universitas Califirnia di San Fransisco melaporkan penemuan mutasi gen yang lainnya pada gen lain yang dikenal sebagai CK1 Delta.

"Jika Anda bayangkan hal itu seperti perputaran roda-roda bergigi dalam jam, kalau gerakannya terlalu cepat mungkin ada masalah dalam salah satu roda atau dalam gen Per2, mungkin juga terjadi mutasi dalam roda yang berbeda, dalam kasus ini, CK1 Delta," jelas Dr. Ptacek yang menemukan adanya gen yang rusak dalam keluarga orang-orang yang bangun pagi.

Ketika gen tersebut dimasukkan kedalam tubuh tikus, binatang tersebut menunjukkan tingkah laku yang serupa.

Ketika gen yang sama di suntikkan kepada lalat buah, itu mengacaukan ritme circadian mereka.

Dr. Ptacek mengatakan menggunakan gen yang sama untuk mempelajari tingkah laku spesies yang berbeda mungkin akan medorong penemuan mekanisme molekular yang terlibat dalam gangguan tidur. Ia memperkirakan 3 dari 10 orang memiliki beberapa bentuk ganguan tidur. Riset tentang gen yang mengatur jam tubuh dapat mengarah pada ditemukannya obat ganguan tidur pada orang-orang itu.

"Seiring bertambahnya usia, kita semua memiliki kecenderungan untuk tidur lebih awal dan bangun lebih dini. Dalam beberapa kasus, hal tersebut menjadi masalah bagi para manula yang terbangun ketika udara dingin, cuaca gelap dan kesepian. Jadi penemuan yang kita sebut normal dengan bertambahnya usia adalah contoh lain dimana obat yang membantu kita menyesuaikan jam tubuh kita mungkin akan memperbaiki kualitas hidup orang dengan lebih baik," tambah Dr. Ptacek.

Para peneliti mengatakan ke 6 anggota keluarga yang dipelajari itu karena bangun lebih awal juga menderita asma, depresi dan sakit kepala. Ilmuan percaya mungkin ada kaitan antara penyakit-penyakit tersebut dengan ganguan tidur.

Refleksiologi Tom Feroah dari Medical College of Winconsin di Milwaukee telah meneliti tikus-tikus yang hampir identik satu sama lainnya dan menyimpulkan berbagai perbedaan gen menyebabkan pola tidur yang berbeda.

Professor Feroah mengatakan tak mengherankan kalau orang-orang yang menderita ganguan tidur menderita berbagai penyakit. Ia mengatakan ritme Circadian mengatur rangkaian jam-jam kecil yang terdapat dalam tiap sel, yang akhirnya mengatur sistim kekebalan, pengaturan suhu, hormon dan fungsi-fungsi otak otak.

"Ada gabungan dari seluruh fungsi tubuh, dimana kita mencoba untuk tidur diluar kebiasaan, karena terbiasa dengan TV atau karena ada lampu yang hidup kita seakan-akan mengacaukan seluruh fungsi tubuh. Ini membuat kita merasa lebih tertekan dan tidak mampu juga melepaskan stress, dan tidak tidur dengan baik, tidak sembuh dengan normal kalau sakit dan memiliki kecenderungan menderita penyakit," jelas Feroah.

Orang-orang yang tidurnya tidak baik dan tidak bisa tidur lelap, menderita penyakit jantung lebih banyak, tekanan darah tinggi dan stroke, yang disebabkan gangguan pada system kekebalan,

Para peneliti berharap menemukan gen tidur lebih banyak. Studi laboratorium sejauh ini menunjukkan perubahan kecil pada gen CK1 Delta menenangkan kegiatan protein yang kelihatannya menggangu tidur. Ini mungkin kabar baik bagi orang yang tidak bisa memperoleh tidur malam yang baik.

Baca selengkapnya bLanoUE: Juli 2009

Mandi, Bikin Segar dan Sehat!

Menurut penelitian terbaru mandi ternyata tidak hanya baik untuk membersihkan tubuh dari kotoran dan menjauhkan stress, tapi mandi juga memiliki peranan penting meningkatkan sistem kekebalan, membantu kulit terhindar dari penyakit seperti eksema dan bahkan menyembuhkan masalah medis serius.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine menunjukkan penderita diabetes yang menghabiskan hanya setengah jam berendam dalam bak air hangat dapat menurunkan tingkat gula darah sekitar 13 persen.

Penelitian terpisah di Jepang menunjukkan 10 menit berendam dalam air hangat dapat memperbaiki kesehatan jantung baik pria maupun wanita, membantu mereka menjalani test olahraga lebih baik dan mengurangi rasa sakit.

Apa manfaat mandi dan berapa lama anda sebaiknya mandi? Berikut beberapa petunjuk mandi asyik dan menyehatkan:

Mengeluarkan racun

Mandi air hangat sekitar 32-35 derajat Celsius membuka pori-pori yang dapat membantu mengeluarkan toksin. Mandi air hangat juga dapat membantu menurunkan tingkat gula darah, menyembuhkan sakit otot dan membantu menjaga usus besar bekerja dengan baik. Waktu yang dianjurkan selama 10-20 menit.

Stress

Jika anda benar-benar mengalami stress, mandi air dingin akan menjadi jawaban yang tepat. Temperatur yang dianjurkan sekitar 12-18 derajat Celsius. Mandi air dingin sangat baik meredakan ketegangan, sebaliknya dari air hangat karena mandi air dingin dapat mempersempit darah dan meningkatkan tingkat gula darah.

Eksema

Penyakit kulit tertentu seperti eksema, ruam atau gatal-gatal dengan menambahkan baking soda (sodium bicarbonate) ke dalam bak mandi dapat membuat perbedaan besar. Sodium bicarbonate bertindak sebagai antiseptik. Isi air dengan air hangat kuku, tambahkan kira-kira satu pound baking soda dan aduk sampai rata. Dianjurkan berendam selama 10-20 menit.

Infeksi

Infeksi yeast seperti sariawan dapat dibantu dengan menambahkan tiga atau empat cuka dari sari buah apel ke dalam bak mandi. Ini juga baik untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh karena cuka dapat menyeimbangkan kembali asam. Tambahkan pada air hangat dan berendam selama 15-20 menit.

Flu dan Sakit Kepala

Merendam kaki dalam air hangat dapat membantu menyembuhkan flu dan sakit kepala dan juga menyegarkan kembali kaki yang lelah. Masukan air hangat secukupnya dalam bak sampai menutupi kaki dan pergelangan kaki tambahkan beberapa tetes minyak seperti lavender, peppermint atau lemon. Setelah selesai basuh dengan air dingin. Lakukan selama 10-20 menit.

Insomnia

Merendam kaki dalam air dingin sangat baik bagi anda yang memiliki masalah insomnia atau mereka yang memiliki masalah tidur. Masukan kaki sampai kaki merasa dingin. Pengobatan ini juga berguna bagi kaki lelah, pendarahan hidung, flu dan sembelit.

Sirkulasi

Cobalah merendam kaki secara bergantian antara air hangat dan air dingin jika anda mengalami masalah sirkulasi. Mulai dengan merendam kaki selama satu atau dua menit dalam air hangat, kemudian 30 menit dalam air dingin. Cobalah lakukan selama 15 menit kemudian diselesaikan dengan air dingin.

Baca selengkapnya bLanoUE: Juli 2009
 
blog template by suckmylolly.com